Maret 2024, awan-awan belum menyudahi guyuran airnya ke bumi Indonesia. Musim hujan yang berlangsung sejak November 2023 hingga Maret 2024 diprediksi memasuki musim kemarau sekitar akhir April sampai awal Mei 2024. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi pada periode ini. 

Peristiwa-peristiwa seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang akan sering terjadi pada periode tersebut. Cuaca ekstrem yang terjadi dapat dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, terdeteksi munculnya bibit siklon tropis yang berada di sekitar Samudra Hindia selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia. Siklon tropis atau badai tropis merupakan kondisi yang menyebabkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang air laut di wilayah siklon tropis.

Kedua, fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. Gelombang Kelvin merupakan salah satu dari gelombang atmosfer yang merambat ke arah timur dan dibangkitkan oleh pemanasan sinar matahari. Sementara itu, gelombang Rossby adalah fenomena gelombang yang terjadi di fluida (atmosfer atau lautan) yang berotasi secara berpasangan dan bergerak ke arah barat di sekitar ekuator. Kedua gelombang ini jika melewati wilayah tertentu akan meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif (penghujan). 

Ketiga, aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah yang dilewatinya. MJO merupakan aktivitas intra-seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali dari adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari. Ketiga fenomena tersebut masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia.

Lebih lanjut lagi, BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Timur memperkirakan cuaca ekstrem seperti angin kencang ini akan terus berlangsung hingga tanggal 18 Maret 2024. Sementara itu, musim hujan di Malang yang telah dimulai sejak bulan November, diperkirakan akan berlangsung sampai sekitar bulan April akhir atau Mei awal, ketika nantinya akan memasuki musim kemarau.

Salah satu dampak dari musim hujan yang berkepanjangan terlihat jelas di Gedung Kreativitas Mahasiswa (GKM) Universitas Brawijaya. Pada Sabtu, 10 Maret lalu, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) yang berada di GKM merasa terganggu karena adanya kebocoran atap. Selain itu, angin kencang juga menyebabkan beberapa banner mudah terjatuh di lantai 2 GKM, terutama di  di depan ruang-ruang sekretariat Lembaga Otonom FILKOM.

Dalam menghadapi situasi ini, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan. Salah satunya adalah memperhatikan imbauan untuk tidak berlindung di bawah pohon, baliho, atau bangunan yang mudah roboh ketika beraktivitas di luar ruangan. Tak hanya itu, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan kasus penyakit seperti demam berdarah yang biasanya meningkat pada musim hujan.