Warkop Brewok, mungkin nama kedai kopi yang satu ini sudah tidak asing lagi bagi warga Malang, khususnya mahasiswa. Warkop (warung kopi) yang terkenal dengan kue pancong dan kopi birnya ini sekarang sudah mempunyai tiga cabang, dua di Malang dan satu cabang yang baru didirikan di Jember. Pada kesempatan ini kami akan mereview cabang kedua, yaitu Warkop Brewok 2 yang berada di Jalan Terusan Candi Mendut No. 37, Malang.

Warkop yang buka sejak pukul 10 pagi hingga 12 malam ini memiliki suasana yang ramai namun tetap nyaman. Terbukti dengan setiap meja dipenuhi oleh pengunjung yang asik nugas ataupun sekedar mengobrol santai. Harga menu yang dipatok sendiri terbilang cukup murah, yaitu kisaran dari Rp5.000,00 hingga Rp15.000,00. Sementara itu, harga menu favoritnya yaitu kue pancong berkisar Rp5.545,00 hingga Rp12.272,00 dan untuk Kapiten, kopi bir yang juga menjadi andalan dapat dinikmati dengan hanya merogoh kocek sebesar Rp12.272,00 saja. Terdapat menu lain seperti kopi brewok, es kopi kampung, indomie goreng, dan menu baru yang dapat menjadi pilihan bagi pengunjung yaitu Rangergato, gabungan antara kopi dengan gelato vanilla.

Kedai kopi ini mengusung konsep The Next Level Warkop tujuannya agar pengunjung dapat menikmati segala fasilitas layaknya di kafe, namun dengan harga warung kopi yang terjangkau. Pada Warkop Brewok 2 sendiri terdapat beberapa fasilitas yang disediakan untuk pelanggan, yaitu stop kontak dan wifi dengan kecepatan yang cukup stabil. Selain itu, pada Warkop Brewok 1 terdapat fasilitas bernama Inspire Room yang dapat memuat 6 hingga 10 orang. Ruangan ini ditujukan untuk pengunjung yang ingin melakukan rapat namun tetap ingin merasakan nuansa santai khas warung kopi. Siapapun dapat merasakan fasilitas ini hanya dengan melakukan pembelian menu minimal Rp100.000,00.

Menurut salah satu pemilik kedai ini, Oktafianza Putra, ciri khas lainnya dari warkop yang mulai didirikan pada tanggal 10 September 2016 ini terdapat pada target pengunjungnya itu sendiri agar sebisa mungkin berbeda dari warung kopi lainnya. “Karena kita mengusung warkop, jadi sebisa mungkin kita mengonsep warkop kita ini seperti warkop pada umumnya, tapi lebih baik. Jadi enggak seperti warkop lain yang terkesan asap, kotor, dan banyak cowoknya. Tetapi kita beda dari itu, kita lebih sedikit ke kafe, ke tengah-tengah,” ungkapnya. (hyf, iq)