DISPLAY-Pandemi COVID-19 yang sedang melanda dunia ini telah berdampak pada semua bidang, seperti diantaranya pendidikan, sosial budaya, serta ekonomi. Pada bidang ekonomi, terjadinya krisis ekonomi global karena adanya pandemi virus Corona diungkapkan oleh International Monetary Fund (IMF). Dikutip dari finance.detik.com, IMF menyebutkan pandemi ini menyebabkan krisis ekonomi dan keuangan yang berdampak besar bagi seluruh negara di dunia, terutama negara berpenghasilan rendah.  Selain itu, dikutip dari wartaekonomi.co.id, IMF juga menyebut bahwa kerugian perekonomian global akibat COVID-19 pada 2020 lalu telah mencapai 12 triliun dolar AS.

Dalam mengatasi hal tersebut, Bank Dunia dalam laporan yang bertajuk East Asia and Pacific In The Time Of COVID-19 memberikan 6 rekomendasi pada negara di Asia Timur dan Pasifik untuk melakukan perbaikan ekonomi. Usulan pertama ialah diharuskan adanya kesesuaian kebijakan kesehatan dan kebijakan ekonomi makro. Langkah transmisi seperti lockdown dan larangan bepergian wajib dilakukan oleh pemerintah di negara berkembang Asia Timur dan Pasifik untuk meratakan kurva pandemi. Kebijakan yang dilakukan itu perlu diiringi dengan pengambilan kebijakan moneter, fiskal dan struktural guna meratakan kurva resesi. Usulan kedua yaitu perlunya meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan untuk menangani segala kemungkinan yang ada, sebab diperkirakan pandemi akan terjadi dalam waktu yang lama. Usulan ketiga, perlunya penyesuaian  terhadap kebijakan fiskal dan moneter oleh pemerintah negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik untuk mengatasi krisis ekonomi di pandemi COVID-19. Untuk keluarga yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) ataupun pemulangan akibat pandemi mendapatkan pengamanan dari kebijakan ketiga ini.

Usulan keempat yang berkaitan dengan sektor finansial, direkomendasikan untuk membuat kebijakan yang mempermudah akses kredit untuk kebutuhan rumah tangga yang berguna agar dapat  meminimalkan kesulitan konsumsi ekonomi, serta mempermudah akses ke likuiditas bagi perusahaan guna membantu mereka bertahan dari guncangan ekonomi. Kebijakan ini dibarengi dengan saran dari Bank Dunia yaitu perlunya pengawasan regulasi yang baik untuk menghindari ketidakstabilan keuangan, terutama pada negara  dengan tingkat utang swasta yang tinggi. Pada usulan kelima, kebijakan perdagangan yang dilakukan harus diusahakan untuk tetap terbuka. Hal ini karena pembatasan ekspor produk esensial untuk konsumsi domestik dinilai merugikan semua negara. Terakhir, Bank Dunia menyarankan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemitraan kerja sama internasional untuk memastikan pasokan produk medis utama. Bank Dunia juga menutup laporan tersebut dengan mengimbau bahwa vaksin merupakan aksi nasional paling efektif untuk melawan ancaman besar dari pandemi COVID-19 ini.

Dikutip dari indopremier.com, Organisasi untuk Kerjasama Pembangunan Ekonomi (OECD) menyatakan bahwa perekonomian akan mulai membaik dengan kembali ke masa pra-pandemi pada akhir tahun ini dengan adanya vaksin yang mempercepat pemulihan. OECD juga memperkirakan ekonomi dunia akan pulih dengan pertumbuhan 4,2% pada tahun ini. (diin)