
DISPLAY – Berdasarkan situs resmi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Diabetes Mellitus atau sering disebut diabetes merupakan penyakit yang disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara cukup dan efektif. Kurangnya insulin yang merupakan hormon pengatur keseimbangan kadar gula darah, menyebabkan tubuh mengalami gangguan metabolisme. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), jumlah penderita penyakit diabetes mengalami kenaikan
hingga 8,5% pada tahun 2018 dari 6,9% pada tahun 2013. Penyakit ini dapat menyerang siapapun tanpa mengenal usia. Hal ini disebabkan oleh tidak terjaganya pola makan yang selama ini dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu, yang paling mempengaruhi ialah faktor keturunan yang diwariskan oleh keluarga.
Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Mellitus, pemerintah juga turut menggalakkan beberapa program yang terintegrasi dalam pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM). Program-program tersebut antara lain Pandu PTM, Posbindu PTM, dan Balai Gaya Hidup Sehat. Berbagai program tersebut digalakkan di berbagai lingkungan masyarakat.
Selain pemerintah, Institus Biosains Universitas Brawijaya (UB), yang merupakan sarana pendukung riset UB, mengembangkan sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi penyakit Diabetes Melitus. Alat ini dinamakan dengan Biosains Rapid Test GAD65 dan difokuskan untuk mendeteksi penyakit Diabetes Melitus tipe 1 dan 1.5. Bekerjasama dengan PT Biofarma Bandung, alat ini dikembangkan untuk
mendeteksi keberadaan autoantibodi GAD65, yang merupakan penanda awal kerusakan sel pankreas.
Berdasarkan portal berita resmi Malang Post, alat tes Diabetes Mellitus ini diperuntukkan pada semua usia dengan waktu kurang lebih 45 menit. Pendeteksian pada bayi dan anak dilakukan untuk pencegahan dini terhadap penyakit diabetes. Sehingga penderita diabetes yang diakibatkan oleh keturunan dapat dikontrol dan tidak berlanjut ke penyakit yang lebih kronis.
Selain alat pendeteksi diabetes, juga terdapat Sistem Informasi Layanan Bantuan Mengelola Diabetes Berbasis Android (SILAMDA) yang merupakan hasil penelitian alumni FILKOM. Dengan divalidasi oleh dokter dari Fakultas Kedokteran UB, aplikasi ini dapat diakses oleh pengidap diabetes dengan melakukan konsultasi secara langsung melalui Android. Di dalamnya, SILAMDA turut menyediakan modul untuk dapat mengetahui gejala awal diabetes.
Dengan adanya beberapa temuan inovasi penanganan penyakit diabetes, besar harapan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit diabetes melitus agar bisa dideteksi lebih dini. Kemarin, 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Dunia karena bertepatan dengan hari lahirnya Sir Frederick Banting, orang pertama yang menemukan insulin
pada tahun 1822. (cr,dyss)