
Fenomena gerhana merupakan salah satu dari fenomena astronomi yang menarik perhatian manusia sejak zaman kuno. Fenomena gerhana menyajikan pertunjukan kosmis yang menakjubkan di langit. Fenomena ini melibatkan peristiwa di mana bayangan objek-celestial, seperti planet atau bulan, menciptakan efek visual yang menakjubkan saat melintasi atau masuk ke dalam bayangan objek lain, terutama saat dilihat dari permukaan bumi.
Susunan tata surya kita terdiri dari matahari, planet, sabuk asteroid, dan sabuk kuiper yang berderet rapi dengan satelit alami masing-masing planet. Sisanya adalah benda langit berupa bulan, asteroid, komet, dan benda langit lainnya yang terpencar di seluruh luar angkasa. Seluruh rangkaian planet dan benda langit lainnya secara permanen bergerak mengitari matahari, sedangkan matahari berotasi pada porosnya selama 25 hari.
Bumi berputar berotasi selama 24 jam dan berevolusi mengelilingi matahari selama 365 hari dalam satu tahun. Jalan bumi untuk berevolusi ini disebut juga dengan orbit. Selain matahari, bulan juga mengelilingi bumi selama 27 setengah hari dan menyebabkan bulan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali ke posisi awal.
Situasi ini yang terkadang juga menyebabkan bulan berada di satu paralel yang sama dengan bumi, membentuk satu garis lurus atau dikenal dengan terminologi Sygyzy, yang berarti “terhubung bersama” dalam bahasa Yunani. Fenomena inilah yang disebut dengan Gerhana. Dalam kasus gerhana matahari, bulan berada di antara bumi dan matahari. Kasus tersebut menyebabkan bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi dan mengaburkan atau menutupi cahaya matahari.
Berdasarkan analisa para ilmuwan National Aeronautics and Space Administration (NASA), gerhana matahari akan terjadi pada tahun 2024. Lantas jenis gerhana apa yang akan terjadi?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut informasi selengkapnya.
- Gerhana Matahari Total
Gerhana matahari total dapat terjadi ketika piringan matahari tertutup seluruhnya oleh piringan bulan. Saat terjadi gerhana matahari total, langit akan menjadi gelap dan memungkinkan melihat atmosfer luar matahari yang disebut dengan corona.
Melansir dari laman NASA dan Time and Date, gerhana matahari total akan terjadi pada 8 April 2024 dengan durasi 4 menit 28 detik. Gerhana matahari total tersebut akan melintasi wilayah Amerika Utara, Amerika Serikat (dari Texas sampai Maine), Kanada, dan berlanjut ke Samudra Atlantik. Sayangnya wilayah Indonesia tidak dilintasi oleh gerhana matahari tersebut.
Para ahli menghimbau agar berhati-hati saat mengamati gerhana matahari total. Melihat gerhana matahari secara langsung melalui lensa kamera, teleskop, teropong atau perangkat optik lainnya tanpa pelindung mata yang sesuai dengan standar ISO 12312-2 international standard dapat menyebabkan kerusakan penglihatan dan kebutaan permanen.
Meski begitu, gerhana matahari bisa disaksikan dengan mata telanjang dan aman hanya ketika fase totalitas yang singkat. Fase ini terjadi saat matahari tertutup sempurna oleh bulan. Namun, momen puncak gerhana ini hanya berlangsung singkat dan selebihnya Anda harus menggunakan kacamata khusus gerhana matahari.
- Gerhana Matahari Cincin
Gerhana matahari cincin dapat terjadi ketika bulan berada pada titik terjauh di orbitnya dari bumi. Hal ini dapat membuat ukuran piringan bulan menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran piringan matahari ketika dilihat dari bumi, sehingga menjadikan piringan bulan tidak sepenuhnya menutupi piringan matahari dan menyebabkan matahari terlihat seperti “cincin”.
Melansir dari laman Time and Date, Gerhana Matahari Cincin akan terjadi pada 2 Oktober 2024 mulai pukul 22.45 WIB hingga 3 Oktober 2024 pukul 03.39 yang dapat disaksikan di wilayah Amerika Utara, Amerika Selatan, Atlantik, dan Antartika. Sama seperti sebelumnya, gerhana matahari cincin juga tidak dapat disaksikan di wilayah Indonesia.
Gerhana matahari adalah fenomena alam yang lazim terjadi, tetapi pesonanya tak pernah padam. Gerhana matahari termasuk kejadian langka dan besar sehingga menarik bagi para ilmuwan di dunia. Tak hanya itu, fenomena ini selalu menjadi pelajaran baru bagi manusia agar mampu berkembang dan lebih memahami alam semesta.
NASA mengungkap gerhana matahari total 2024 akan terjadi lebih lama dibandingkan fenomena sejenis di 2017. Gerhana pada 2024 akan lebih menarik karena terdapat perbedaan jalur, waktu, studi, dan jalur totalitas yang akan jauh lebih lebar dibanding gerhana sebelumnya. Meskipun Indonesia tidak dilintasi oleh gerhana matahari total maupun cincin pada tahun 2024, fenomena astronomi ini tetap menjadi momen yang berharga bagi manusia untuk mengamati keajaiban alam semesta.