DISPLAY-Beberapa foto dan video penyiksaan hewan yang marak tersebar di media sosial menjadi salah satu bukti bahwa penyiksaan hewan memang masih marak dilakukan. Dilansir dari kompas.com, terdapat beberapa kasus penyiksaan hewan yang viral di media sosial sehingga menimbulkan kecaman negatif dari warganet. Mulai dari kucing yang matanya ditusuk sebanyak 12 kali, orang utan yang mendapatkan luka tembak, hingga anjing yang dibakar oleh oknum pengemudi ojek online. Kasus-kasus tersebut membuktikan bahwa hingga kini, masih banyak manusia yang melakukan tindakan tidak beradab kepada hewan.
Kasus lainnya yang juga ramai diperbincangkan dan terjadi akhir-akhir ini adalah tentang seekor simpanse di Angalo bernama Caita. Simpanse tersebut berakhir mengenaskan setelah diselamatkan oleh pekerja satwa dari siksaan pemburu. Caita ditemukan di sebuah bagasi mobil dengan keadaan yang memprihatinkan. Tubuhnya dipenuhi luka serta tangan dan kakinya terikat oleh tali tebal. Bahkan, beberapa jari tangan dan kakinya ada yang terpaksa harus diamputasi.
Caita ditangkap oleh dua pemburu yang berniat akan menjualnya kepada pihak lain. Dilansir dari kompas.com, seorang juru bicara Wild@ Life yang merupakan sebuah badan amal yang berbasis di Jerman mengungkapkan bahwa pemburu tersebut juga telah membunuh keluarga Caita tepat di depan matanya sendiri. Masih belum jelas apakah Caita dikurung untuk dibunuh dan dijual bagian tubuhnya atau akan dijual dalam keadaan hidup. Ketika ditemukan, Caita terjerat di dalam jaring yang sudah berkarat sehingga membuatnya terkena tetanus.
Kondisi Caita perlahan mulai membaik setelah menjalani perawatan. Nafsu makannya turut pulih dan kondisi lukanya juga membaik berkat pengobatan dari petugas. Namun sayang, tepat di hari kesebelas pengobatannya, Caita tewas karena mengalami syok skeptik. Hal ini diakibatkan oleh infeksi tetanus yang sebelumnya telah menyerang tubuhnya. Seorang juru bicara dari badan amal Wild@Life mengatakan bahwa hewan liar seringkali dijual ke laboratorium atas nama sains. Hewan-hewan itu juga terkadang dijual kepada kebun binatang dan taman safari buatan. Oleh karena itu, Wild@ Life terus melakukan berbagai penyelamatan di lapangan untuk mengamankan hewan liar dari pemburu. (nay)